By ; AHMAD DANI, SE.I
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya minta maaf sebelumnya kepada para penyandang status guru maupun dosen.!!!!

Sangat tidak fair dan tidak proporsional para guru kita dan bahkan para dosen menjelaskan ilmu ekonomi mulai dari tingkat SMP SMA dan berbagai fakultas ekonomi atau perguruan tinggi dibidang okonomi. Selama ini kita memperoleh informasi bahwa ilmu ekonomi berawal dari zaman yunani kemudian loncat ke Adam Smith. Ketidak fairan muncul ketika satu pihak kita mengangkat derajat adam smith bahkan menobatkannya sebagai bapak ekonomi tetapi dipihak lainnya kita tidak menceritakan kepada khalayak khususnya kalangan akademis bahwa dalam bukunya The Wealth Of Nation volume 5 halaman 365 menyatakan bahwa ekonomi yang paling maju adalah ekonomi bangsa arab yang dipimpin oleh Muhammad bin Abdullah dan orang-orang sesudahnya. Pernyataan ini tidak pernah disampaikan kepada kita sehingga berakibat tidak adanya apresiasi kita terhadap ekonmi islam karena seakan-akan tidak ada kontribusi dari pemikiran ekonomi Islam terhadap ilmu ekonomi yang ada saat ini.Coba kawan-kawan membaca buku sejarah ekonomi yang ditulis oleh J. Schumpter ataupun buku ekonominya Paul. A. Samuelson, masih ingat ngga’ mereka itu terdapat diagram ilmu ekonomi, dimana puncak tertinggi dari ilmu ekonomi adalah “bible”. Keanehan yang terdapat pada buku mereka adalah adanya suatu loncatan yang jauh yang mereka sebut dengan The Greats Gaps. Loncatan jauh itu menurut mereka dari zaman filosof yunani (aristoteles, plato, dll) tiba-tiba muncul nama St. Thomas Aquinas (1225-1274M), dan St. Albeertus Magnus (1206-1280M). Padahal jarak mereka ratusan tahun. Keanehan inilah yang mereka sebut dengan masa masa The Dark Age, masa-masa kegelapan bangsa-bangsa eropa.

Mereka menganggap seluruh dunia ini masih dalam masa kegelapan, tapi nyatanya adalah masa kegelapan eropa pada waktu itu adalah masa keemasan khilafah Islamiyah. Khususnya pada saat itu timur tengah, tepatnya turki utsmani adalah jalur utama perdagangan antara timur dan barat. Tapi mereka mencoba menghilangkan pengaruh ummat Islam dalam kancah perekonomian dunia. Tahukah kawan-kawan, berapa abad kegemilangan perekonomian yang dibangun oleh ummat Islam zaman dulu yang ingin mereka sembunyikan dari sejarah???
Hampir kurang lebih 7-8 abad lamanya. Disepanjang zaman itu bermunculan para ekonom ekonomi muslim seperti :

pada fase pertama yaitu : Zaid Bin Ali (80-120 /699-738 M), Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M), Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M), Muhammad Bin Hasan Asy Syaibani (132-189 H/750-804 M), Abu Ubaid Al-Qosim Bin Salam (150-224 H/838 M), Yahya Bin Umar (213-289 H), Harits Bin Asad Al-Nuhasibi (243 H/858 M),dll.
Fase kedua : Asy-Syatibi (w.790 H/1388 M), Ibnu Khaldun (732 H-808 H/1332-1406 M), Al-Maqrizi (766-845 H/1364-1442 M).
Fase ketiga : Shah Wali Allah (w.1176 H/1762 M) Muhammad Iqbal (w.1357 H/1938 M), Abu a’la al maududi.
Fase ke empat : M. Umar Chapra, M. Najetullah Siddiqi, Muhammad Baqir As-Sadr. Muhammad Abdul Mannan, Syed Nawab Haider Naqvi, Monzer Kahf, Sayyid Mahmud Taleghani dll.

Mereka mereka ini terutama yang hidup pada fase pertama dan kedua menjadi rujukan para pemikir ekonom barat bahkan banyak buku mereka atau pemikiran mereka dibajak habis-habisan. Salah satu contoh saja buku the wealth nation-nya Adam Smith di indikasikan adalah bajakan dari bukunya Abu Ubaid dengan judul Al-Anwal yang memliki arti yang sama dengan bukunya Adam Smith. Tidak percaya,,? Baca aja buku ini sampai tuntas.,

Para pemikir ekonom Muslim dahulu tidak menafikan kalau mereka dipengaruhi oleh pemikiran filosof yunanai seperti xenophoni, plato, aristoteles dll. Sebagai contoh di zaman abbasiyah banyak buku-buku mereka yang diterjemahkan dalam bahasa arab dan mempengaruhi pemikiran pemikiran ekonom muslim, selama pemikiran mereka itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, terutama dalam hal pengharaman Riba. Bahkan agama yahudi dan Kristen mengharamkan riba. Riba inilah sebenarnya permasalahan utama dalam bisnis sekarang ini. Sebagai bukti akan bobroknya ekonomi yang berbasis bunga,dibawah ini adalah beberapa dari efek penerapan bunga (riba): Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan derivative market) dunia berjumlah US$ 1.5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun. Artinya apa, coba sobat bayangkan??? Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku mereka a history of money from ancient times to the present day), telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor keuangan).

Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan yang ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24% di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% di WB dan 62% di IMF. Artinya kita itu disetir oleh mereka. Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-anak di negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600 (setara dengan Rp. 5.400.000), dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin kurang dari satu dollar perhari. Kabarnya Indonesia rata rata perkepala menanggung hutang sebesar $900. artinya ketika baru lahir aja seoarang anak manusia dimuka bumi ini, ia sudah menanggung utang sebesar Rp.9.000.000 jika kurs mata uang kita Rp.10.000/dollar bayangkan!!!

Maka dari itu kita harus bangga dengan Islam sebuah agama yang universal yang mampu meningkatkan kemuliaan derajat hidup, bukan sebuah agama yang hanya menunjukan ritual semata, tetapi agama mampu membimbing kita untuk mengarungi samudra kehidupan, subhanallah. Sekarang tugas kitalah untuk membangkitkan kembali peradaban ekonomi yang berazaskan Islam. Dalam kesempatan ini sengaja saya mengingatkan kembali ingatan kita akan perjuangan para pendahulu kita dalam mengatasi masalah masalah social dan ekonomi sesuai dengan zamannya.