DIKUTIp dari buku, catatan hati Oki Setianan Dewi.

1. Karena berjilbab WAJIB. Tak dikerjakan artinya DOSA. Aku tak ingin pahala yang kudapatkan selama hidupku seperti ember bocor hanya karena tidak berjilbab.
2. Karena berjilab membuatku berpikir ulang untuk melakukan hal-hal yang tidak baik serta membuatku lebih banyak mengingat akhirat
3. Karena aku ingin menjadi “barang Etalase” yang mahal. Bukan barang dijalanan yang bebas disentuh siapa saja
4. Karena jilbab bukti ketaatanku kepada Allah SWT.
5. Tak pebting bagiku cantik dimata manusia, tapi sungguh aku ingin cantik dimata Allah.
6. Memang wanita berjilbab belum tentu shalehah… tapi wanita shalehah pastilah berjilbab. Aku ingin menjadi salah satu bagian wanita shalehah itu.
7. Aku menyadari bahwa tubuh wanita indah dan bisa menarik laki-laki untuk melakukan pelecehan atau kejahatan. Aku tak ingin dilecehkan. Aku ingi dihormati, dank arena itu aku menghormati diriku sendiri dengan jilbab ini.
8. Banya laki-laki yang rusak karena wanita. Karena itu, aku ingi menyelamatkan mereka, juhga diriku sendiri. Bila mata tak melihat, hatipun tak bernafsu.

Posted on 13.11 by LDK IZZIS STAI-MU

No comments

Kecewa, marah dan sedih Selalu mewarnai perjalananku di jalan ini Dan nyaris membuatku lumpuh,,, Tapi semua itu kian lenyap di setiap desahan nafas,, Disetiap sujudku,, Karena ku tau, ku yakin bahwa setiap langkah, sekeping rupiah, setitik darah, peluh dan airmataku dijalan ini, kelak dibayar Allah di dunia dan akhirat Dirikupun bangkit dan bertekad tuk terus melangkah hingga diakhir nafasku,,, 
Walau seisi dunia mencibir , menghalangi dan tertawa, Insyaallah Merenungi sebuah sms dari teman seperjuangan dijalan dakwah beberapa waktu lalu dan mengkorelasikannya dengan perjalanan kehidupan yang kualami hari ini, hmmm sebuah renungan untuk para aktivis dakwah dalam geliat perjuangannya didunia dakwah,,, Hmmmmmmm Aktivis dakwah, dengan berbagai pesona, kharisma dan akhlaknya mampu mengundang siapapun untuk menyorotnya. Ada hal yang berbeda yang butuh diamati lebih dari sosok yang satu ini. Sosok yang terlihat sibuk dengan berbagai macam agenda kegiatan dan full spirit seolah-olah tak pernah padam dikikis berbagai rutinitas.
Liku-liku perjalanan dakwah yang diarunginya penuh dengan warna-warni, itu semua ditakdirkan Allah SWT sebagai salah satu cara untuk memberikan berbagai pelajaran kepada sosok yang satu itu. Kerikil-kerikil dan badai yang menghadang, senantiasa siap untuk menggoyahkan tekad dan keikhlasanya untuk tetap bertahan di jalan dakwah. Rasa kecewa, marah dan sedih seringkali mewarnai liku kehidupannya, tetapi semua itu lenyap ketika hati yang terluka itu paham bahwa perasaan-perasaan itu hanyalah sebuah ujian untuk membuktikan keteguhannya pada jalan dakwah. Menjadi seorang pelaku (aktivis) atau penonton (penikmat) dalam dakwah adalah pilihan setiap orang, karena dakwah akan terus berjalan baik dengan ataupun tanpa adanya kita untuk membersamainya, karena roda-roda dakwah akan terus berputar seiring berputarnya waktu, ia terus melaju bersama pejuang-pejuangnya yang senantiasa menyiapkan diri untuk kemenangan islam dengan berbagai resiko yang siap dihadapinya. 
Kemenangan dakwah mutlak membutuhkan perjuangan-perjuangan yang memerlukan pengorbanan, dan pengorbanan-pengorbanan itu terwujud jika ada hal yang dikorbankan. Keyakinan akan adanya pertolongan dan balasan dari Allah SWT akan setiap hal yang dikorbankan dijalan dakwah ini semoga menjadi cambuk semangat yang akan senatiasa mengobarkan gelora para pejuang dakwah untuk bertahan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang selalu menanti. Untuk saudara seperjuanganku di jalan ini, semoga engkau tetap tegar menghadapi kerikil-kerikil yang menyapamu, luka itu akan sembuh jika kau mengingat akan balasan Allah dijannah-Nya nanti atas apa-apa yang telah kamu korbankan (Insyaallah). Tetap Semangat menorehkan jejak-jejak sejarah dalam perjalanan dakwah ini... Special to : saudara seperjuanganku yang berusaha menghadapi kerikil-kerikil tajam yang menghadang langkahmu,,,Keep ISTIQOMAH & SemangkA (Semangat Karena Allah)

Posted on 11.23 by LDK IZZIS STAI-MU

No comments


Kekuasaan yang berjalan dengan kejujuran akan menghasilkan peradaban yang berkualitas.

Ketika seseorang bersifat jujur, akan disampaikannya apa pun itu meskipun pahit. Pepatah bahasa Arab menyatakan, qulil haqqa walau kaana murran yang artinya, katakanlah kebenaran walau itu pahit.

''Rasulullah SAW adalah suri teladan dalam berbagai hal, tidak terkecuali kejujuran,'' kata dosen Universitas Islam al-Azhar Jakarta Ustaz Ahmad Ahidin kepada Republika.

Kejujuran tersebut, menurutnya, ditegaskan Allah dalam sosok Rasulullah SAW yang tidak bisa membaca dan menulis. Jadi, orang-orang sekitar Rasulullah menghafal apa yang disampaikan Rasulullah SAW.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW mendidik sahabatnya untuk berkata jujur, terutama dalam menyampaikan pesan-pesan Rasulullah kepada umatnya.

Ahidin menyayangkan, kejujuran Rasulullah SAW belum maksimal diterapkan para pemegang kekuasaan dan pelaksana pemerintahan.
Ketika hendak menjadi wakil rakyat, mereka mengumbar uang. Akhirnya, rakyat memilih mereka karena uang, bukan karena amanah, ujarnya.

Jika orang sudah tidak amanah, bagaimana bisa jujur berkata. Ketika menangani berbagai proyek pengadaan, bukannya jujur hanya untuk kepentingan rakyat, malah berkhianat dengan mengambil keuntungan pribadi.
Yang muncul kemudian, tidak jujur untuk meraih amanah sehingga tidak jujur dalam mendapatkan penghasilan.

Ahidin menyatakan, mereka yang memiliki kekuasaan harus jujur dalam setiap tindak tanduknya. Rakyat, menurutnya, harus mendapatkan informasi apa pun agar tidak salah memahami keadaan.

Kekuasaan yang berjalan dengan kejujuran akan menghasilkan peradaban yang baik. Faidahnya banyak sekali, yang jelas demi kemaslahatan umat, katanya.

Sebaliknya, jika yang dibangun adalah dusta,  yang menjadi budaya adalah kebohongan. Pemimpinnya pun akan berkhianat. Yang terjadi adalah korupsi dan kehancuran.

Yang seperti ini akan binasa, kata Ahidin. Ia menyatakan, umat Islam harus jauh dari sifat-sifat tercela seperti itu karena hanya mengakibatkan kehancuran.

Pengasuh Pondok Pesantren Assalam, Plered, Purwakarta, Ustaz Muhtar Sadili Syihabudin menyatakan, kejujuran menjadi barometer apakah seseorang bisa dipercaya atau tidak.

Ketika seseorang tidak berkata jujur maka sudah bisa dipastikan orang seperti itu tidak layak diberikan amanah. Karena, pasti khianat, ujarnya.

Orang yang tidak jujur ketika dipercaya menjadi penanggung jawab keuangan, dikhawatirkannya sirkulasi keuangan menjadi tidak jujur dan transparan.

Pengeluaran seharusnya cuma Rp 100 ribu dikatakannya Rp 1 juta, kata Muhtar. Saldo seharusnya Rp 1 juta, diklaim hanya Rp 100 ribu. Jadi, yang ada hanya bohong. Ini merugikan, ujarnya.

Ia menyatakan, banyak orang yang masih mau jujur meskipun ada saja yang senang berbohong dan berkhianat.
Namun demikian, jika dihadapkan pada pilihan apakah memilih orang yang jujur tapi miskin dan orang kaya tapi berbohong, akan lebih baik memilih yang pertama. Orang seperti itu, menurutnya, akan lebih amanah dalam menjalankan tugasnya.

sumber:REPUBLIKA.CO.ID,

Posted on 10.58 by LDK IZZIS STAI-MU

No comments

Pada sub bahasan ini, akan disebutkan beberapa keutamaan dari menyambung tali silaturrahmi yang begitu beragam, yang dengan membaca beberapa keutamaannya, semoga kita termotivasi untuk menyambung dan menjaga tali hubungan kekerabatan, meskipun ada dari mereka yang tidak suka atau bahkan berusaha untuk memutuskannya. Sebab seorang yang benar-benar menyambung tali silaturahmi adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِيْ إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا.
Orang yang menyambung tali silaturrahmi bukanlah orang yang menyambungnya sebagai balasan, namun orang yang benar-benar menyambung tali silaturrahmi adalah apabila hubungan kekerabatannya diputus ia terus menyambungnya. (HR. Bukhari 1/559)
Berikut, beberapa keutamannya:

Pertama: Silaturrahmi merupakan syiar keimanan kepada Allah ‘azza wa jalla dan hari akhir.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 6138)

Kedua: Silaturrahmi merupakan sebab umur seseorang dipanjangkan dan rizkinya dilapangkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Siapa yang suka untuk diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 5986 & Muslim 2557)
Berkaitan dengan penafsiran dipanjangkannya umur orang yang menyambung tali silaturrahmi, para ulama memiliki dua penafsiran:

Penafsiran pertama: Maksud dari ditambah atau dipanjangkannya umur adalah bahwasanya Allah ta’ala memberikan keberkahan pada umur, menganugerahkan kekuatan pada diri, dan kejernihan pada akal orang yang menyambung tali silaturrahmi. Sehingga kehidupannya penuh dengan amalan-amalan utama yang bermanfaat bagi dirinya di dunia dan di akhirat.

Penafsiran kedua: Bahwa penambahan atau dipanjangkannya umur tersebut diartikan sesuai dengan hakekatnya, yakni umurnya akan benar-benar dipanjangkan oleh Allah ‘azza wa jalla. Jadi, orang yang menyambung tali silaturrahmi, Allah akan menambah panjang umurnya.

Ketiga: Silaturrahmi salah satu faktor terbesar untuk masuk surga.
Selain dari dua keutamaan yang telah disebutkan, menyambung silaturrahmi memiliki keutamaan istimewa, yakni merupakan salah satu sebab penting yang dapat mengantarkan seorang hamba menuju surga.
Dari Abu Ayyub al-Anshori radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku akan amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan diriku dari api neraka.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabda beliau:
تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ.
Engkau beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 1396 & Muslim 13)

Keempat: Menyambung tali silaturrahmi merupakan bentuk ketaatan kepada Allah ta’ala.
Allah subahanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang mengerjakan ketaatan kepada-Nya, dan salah satu dari ketaatan kepadanya adalah menyambung tali silaturrahmi. Dalam surat ar-Ra’du Allah ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوْ اْلأَلْبَابِ. الَّذِيْنَ يُوفُوْنَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلاَ يَنْقُضُوْنَ الْمِيْثَاقَ. وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْءَ الْحِسَابِ.
“Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.  Dan orang-orang yang menyambung apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhan-nya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. ar-Ra’du: 19-21)
Begitu mulia orang yang mendapatkan pujian dan sanjungan dari Allah ta’ala, dan begitu celaka orang yang mendapatkan celaan dan cercaan dari-Nya.

Kelima: Allah akan menyambung hubungan dengan orang yang menyambung tali silaturrahmi.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menyambung hubungan dengan seorang hamba yang menyambung tali silaturrahmi. Sebaliknya, Allah mengancam akan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskannya. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut berbunyi (artinya): “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya, hingga apabila Dia selesai dari menciptakan mereka, rahim akan berdiri dan berkata: ‘Ini adalah tempat berdiri orang yang berlindung kepada-Mu dari memutuskan tali silaturrahmi.’ Allah berfirman: ‘Ya, tidakkah engkau ridha bila Aku menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu?’ Rahim berkata: ‘Tentu saja.’ Allah berfirman: ‘Maka, itu menjadi milikmu.’” (HR. Bukhari 5987 & Muslim 2554)

Keenam: Menyambung silaturrahmi mengundang pujian.
Telah disebutkan di atas bahwa akal dan fitrah manusia sejalan dengan perintah untuk menyambung tali silaturrahmi dan mencela orang yang memutuskannya. Dari keterangan singkat ini dapat kita ketahui, bahwa orang yang menyambung tali silaturrahmi, dia akan mendapat pujian di tengah manusia, sedangkan orang yang memutuskannya akan mendapat celaan dari mereka.
Sekiranya kita melihat ada seorang yang begitu perhatian dengan sanak saudaranya, gemar membantu mereka yang kekurangan dan begitu memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan mereka, tentu saja kita akan senang dan sangat setuju dengan apa yang dia lakukan serta memuji perbuatannya tersebut.

Ketujuh: Terciptanya kedamaian, kecintaan, dan hubungan baik di tengah-tengah keluarga dan karib kerabat.
Dengan diterapkannya syariat menyambung tali silaturrahmi di tengah-tengah masyarakat, maka akan terbina kecintaan dan kasih sayang, kedamaian dan ketentraman, sehingga hubungan baik menjadi tersebar luas di tengah-tengah mereka. Bukankah hal ini menjadi cita-cita dan harapan kita semua?

Kedelapan: Kemuliaan bagi orang-orang yang menyambung tali silaturrahmi.
Orang-orang yang menyambung tali silaturrahmi, yang saling cinta dan saling mengasihi, kedudukan mereka akan tinggi, nama mereka akan harum, sehingga mereka termasuk orang yang penting di tengah kaumnya, yang mana hal tersebut akan menjadi perhitungan tersendiri. Tidak ada seseorang yang lancang untuk menimpakan sesuatu yang tidak baik kepada mereka, menzhalimi mereka, sehingga mereka adalah orang-orang yang mulia di tengah kaumnya.
Demikianlah beberapa keutamaan dari menyambung tali silaturrahmi. Sekiranya kita memperhatikan dan mengamati keterangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seputar pembahasan, niscaya akan kita dapati banyak keutamaan-keutamaan yang lainnya.

Posted on 10.28 by LDK IZZIS STAI-MU

No comments

Jika kita diminta berdakwah ke tengah masyarakat yang memiliki karakter buruk, angkuh,“songong”, “ndablek” hatinya sudah tertutup dengan kesombongan dan kemusyrikan yang sudah berkarat. Apa yang kita lakukan? Sanggupkah kita menerima amanah dakwah itu? Atau mungkin seribu alasan kita kumpulkan agar tugas itu tidak jatuh ke pundak kita.
Inilah mission impossible, situasi buruk yang dihadapi para nabi.
Tengoklah kisah Nabi Musa yang diminta mendatangi Firaun yang punya tentara paling kuat dizamannya, punya kekuasaan tak terbatas sampai mengaku sebagai Tuhan. Sementara Musa punya beban psikologis yang berat karena dibesarkan oleh Fir’aun di istananya yang megah. Berapa persentase kemungkinan Fir’aun menerima dakwah nabi Musa? Mungkin 0,0001%, apa Musa menolak?
“Ya Tuhan… jangan saya deh yang datangi Fir’aun, saya kan banyak hutang budi, saya dibesarkan oleh kebaikan Asiah istri fir’aun!!”
Namun ternyata bukan penolakan yang dilakukan Musa, tapi ketaatan dan ketegaran menjalani semua tugas tersebut.
Begitu pula dengan Nabi Nuh. 950 tahun berdakwah hanya memiliki sedikit pengikut. Namun Nuh tetap menjalani misinya dengan segala keteguhan. Apakah Allah complain kepada Nuh yang tidak berhasil membawa banyak pengikut?. Ternyata tidak .Allah tidak pernah melihat hasil, tetapi Allah melihat proses dan perbuatan amal manusia.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)
Mari kita buka siroh Rasulullah Muhammad saw. Mission impossible yang harus Beliau lakukan sangat berat. Terlahir sebagai yatim dari keluarga miskin, tidak punya harta dan kedudukan, apalagi pengikut. Namun Allah mengangkatnya menjadi seorang Nabi dengan tugas yang mission impossible. Mengapa dianggap impossible? Karena tanpa bekal apa-apa Muhammad harus berdakwah ditengah kaum yang hidupnya keras, biasa berperang, angkuh, sombong , buta dan tuli hatinya. Karakter masyarakat Makkah ketika itu digambarkan lehernya mendongak, tidak pernah menunduk. Artinya keangkuhan dan kesombongan sudah mengakar kuat mendarah daging, mereka kaum yang sulit menerima nasihat, bahasa lainnya susah didakwahi. Gambaran jelas tentang mereka dalam surat yasin ayat 8-10.
إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ ﴿٨﴾ وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ﴿٩﴾ وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠﴾
“Sesungguhnya kami Telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, Maka Karena itu mereka tertengadah. Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat Melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.” (Yaasiin: 8-10)
Mengapa Allah sudah bilang karakter orangnya susah didakwahi tapi Allah tetap menyuruh Rasul berdakwah, Kenapa pula Rasulullah mau melakukannya?
Setidaknya ada 3 alasan mengapa para Nabi dan Rasul tetap setia dengan misi dakwahnya, merubah yang impossible menjadi possible yaitu:
1. Yakin
Keyakinan yang kuat karena dakwah ini perintah Allah, pasti Allah tidak akan meninggalkannya sendirian. Tidak mungkin Allah memerintahkan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Yakin pasti bisa dilakukan. Berapa persen tingkat keberhasilannya? Itu bukan urusan Nabi , karena Nabi hanya melakukan apa yang diperintahkan Allah. Soal hasil terserah Allah.
Seorang diri Rasulullah berdakwah tanpa bosan dan putus asa. Rasulullah derect selling sendirian, bahasa Islamnya silaturahim kepada siapa saja, yang dikenal maupun orang asing.
“Sudilah kiranya anda duduk sebentar mendengarkan saya, jika ucapan saya anda sukai silahkan bergabung jika tidak suka anda boleh pergi.”
Dakwah Rasulullah mendapat celaan, hinaan, ancaman, siksaan, pemboikotan dan pembunuhan pengikutnya dari golongan budak yang lemah. Sampai Allah gambarkan
Dalam surat Al an’am ayat 33, betapa sedih dan sempit dada Rasulullah mendengar ejekan dan komentar mereka dalam mensikapi dakwah Rasulullah.
قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ ۖ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَٰكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ ﴿٣٣﴾
“Sesungguhnya kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), Karena mereka Sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” (Al-An’am: 33)
Dalam ayat Ini Allah menghibur nabi Muhammad s.a.w. dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, Karena nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
Dengan keyakinan dan kesabaran perlahan-lahan dakwah ini bersemi. Jika dihitung berapa banyak penduduk Makkah yang mati kafir dan yang beriman? Tentu lebih banyak yang beriman. Pada perang Badar yang mati 70 orang, perang uhud belasan orang. Bandingkan yang beriman pada Fathu Makkah yaitu 2000 orang. Nabi membuktikan impossible menjadi possible.
2. Allah maha teliti mencatat amal manusia.
Allah sangat menghargai proses, yang penting beramal dengan cara yang benar. Allah tidak pernah menuntut hasil. Ketika seluruh energy telah dikerahkan, segala daya upaya telah dipersembahkan, maka Allah akan tunjukkan jalan setapak demi setapak. Seperti dalam surat al Ankabut ayat terakhir
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)
Selama 10 tahun rasulullah direct selling di Makkah, tiap musim haji Rasulullah mendatangi tenda-tenda kabilah yang datang untuk tawaf di Ka’bah, baru pada tahun ke 11 kenabian Allah bukakan hati penduduk yatsrib 6 orang suku Aus dan khodroj untuk masuk Islam. Ya… dari 6 orang ini Islam bersemi di Madinah selanjutnya Rasulullah mengutus Mush’ab bin Umair untuk berdakwah di Madinah meluaskan ekspansi dakwah menyiapkan lading subur kedatangan para sahabat yang mendapat siksaan untuk berhijrah, puncaknya Rasulullah pun berhijrah pada tahun ke 13.
Merekalah yang diberi gelar kaum Anshor yang siap menampung kaum Muhajirin.Seluruh proses dakwah yang Rasulullah lakukan bersama sahabat mendapat ganjaran dari Allah. Bahkan seluruh amal perbuatan manusia dicatat yang baik ataupun yang buruk. Catatan amal inilah yang akan Allah perlihatkan kelak di hari kiamat.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 16-18)
Meskipun nabi sudah dijamin masuk surga, namun tetap semangat mengumpulkan amal, semangat berdakwah. Kalau bapaknya tetap kafir, Rasulullah berharap anak cucunya akan masuk Islam. Al walid bin Mughiroh kafir sampai matinya, namun tiga dari empat anaknya masuk Islam salah satu yang terkenal adalah si pedang Allah Kholid bin Walid.
Mari kita buat catatan indah untuk diri kita, hingga ketika dibangkitkan di hari kiamat catatan itu menjadi saksi amal sholeh kita.
3. Contoh yang menginspirasi nabi berdakwah
Contoh ini Allah gambarkan dalam surat Yasin ayat 13 -27. ( Karena panjangnya ayat tersebut , kami harap agar pembaca melihat langsung ke mushhaf.)
Allah gambarkan perumpamaan suatu negeri yang selalu menolak utusan Rasul dari Allah sampai Rasul yang ke tiga juga ditolak. Datanglah seorang laki-laki dari kaumnya berkata: “hai kaumku ikutilah utusan-utusan itu”. Namun kaumnya malah membunuh laki-laki itu. Dan Laki-laki itu masuk surga.
Ya itulah mission impossible yang dilakukan Rasulullah. Manusia tidak ada yang sempurna, justru ketidak sempurnaan inilah menyebabkan manusia butuh untuk saling menasihati dan saling memberi peringatan.
Jangan berpikir harus banyak ilmu dulu baru berdakwah, banyak amal sholeh dulu baru berdakwah. Selalu merasa diri tak layak jadi dai, tak layak jadi murobbi karena masih banyak dosa, masih kurang ilmu. Mari kembali buka siroh bandingkan kondisi kita hari ini dengan kondisi Rasulullah .
Nabi terlahir sebagai yatim , masih kecil ibunya wafat, dirawat kakeknya, kakeknyapun wafat, dirawat pamannya yang miskin dan punya anak banyak . Bandingkan dengan diri kita apakah kita yatim piatu ? miskin? Ga punya pekerjaan? Mana lebih buruk kondisi kita dengan kondisi Rasulullah?
Nabi hidup ditengah kaum yang angkuh, keras, sulit didakwahi. Kita hidup ditengah masyarakat yang santun, ramah, murah senyum, suka menolong.
Rasul hidup di negeri tandus dan gersang, negeri yang hampir tidak bisa ditanami. Bagaimana dengan negeri kita? Ooo…h sepenggal firdaus, orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman (kata Kues Plus).

Posted on 09.54 by LDK IZZIS STAI-MU

No comments