"Allah berjanji bagi orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih dan bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan sebagai penguasa (pemimpin) di muka bumi sebagaimana orang-orang terdahulu telah berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menggantikan kondisi mereka setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa, Mereka tetap beribadah kepadaKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganKu, Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." An Nur : 55

Pertolongan Allah swt berbanding lurus dengan ketaatan hambanya, selama hamba-Nya taat maka Allah swt akan bersamanya dan Allah swt akan menangkan umat Islam diatas musuh-musuh-nya, tapi mana kala sedikit saja kemaksiatan yang di lakukan oleh ini umat, maka Allah swt berlepas diri darinya, dan Allah akan membiarkan umat Islam menjadi bahan olok-olokan umat-umat yang lain, dan apabila Allah sudah berlepas diri dari hamba-Nya, kemana lagi gerangan hamba tersebut memperoleh perlindungan sebaik perlindungan-Nya.

Demi Allah selama umat ini tidak berhenti dari melakukan kemaksiatan, maka kehinaan dan kehancuran akan tetap terjadi setiap hari, jutaan umat muslim akan terus di bantai dan umat muslim akan terus berada di bawah kaki orang-orang kafir.

Kemenangan orang-orang kafir bukan di tentukan dari seberapa canggih senjata yang mereka miliki atau seberapa besar jumlah dan pintar pasukan mereka , melainkan Allah swt menangkan orang-orang kafir atas orang-orang muslim di akibatkan kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang muslim, begitupun sebaliknya kemenangan orang-orang muslim atas orang-orang kafir sejauh mana ketaatan orang-orang muslim kepada Allah swt.

Ketika Umar ra. telah melantik Atbah bin Ghazwan sebagai panglima perang pasukan Muslimin di dalam peperangan melawan Parsi. Pada ketika itu beliau telah memberikan perintah.

"Senantiasalah menjaga ketaqwaan sedapat-dapatnya. Berhati-hatilah menjalankan keadilan apabila memberi keputusan. Kerjakan sholat pada waktu yang ditentukan dan berzikirlah memuji Allah sebanyak-banyaknya ".

Satu ketika terdapat seorang tawanan Romawi di dalam penjagaan orang-orang Islam. Terjadi satu keadaan dimana dia telah dapat meloloskan diri dan lari. Raja Heraklius bertanya kepadanya mengenai keadaan orang-orang Islam dengan mendalamnya supaya seluruh kehidupan mereka nampak jelas dihadapannya. tawanan ini juga melaporkan perkara yang sama dan menerangkan bahwa orang-orang itu adalah ahli ibadah diwaktu malam dan kesatria (da'i) disiang harinya. Orang-orang Islam itu juga tidak mengambil sesuatu walaupun daripada Dhimmi (orang-orang kafir yang dibawah lindungan mereka) tanpa membayar harganya dan apabila mereka berjumpa, mereka memberi dan menjawab salam. Heraklius menjawab dengan cepat dan tajam bahwasanya jikalau laporan itu benar dan tepat, maka mereka akan menjadi raja-raja bagi kerajaan Heraklius.

Heraklius mempunyai jumlah tentera yang sangat banyak sedangkan jumlah orang-orang Islam sangat terbatas. Amr bin al-'As ra. memberitahu Abu Bakar Siddiq ra. mengenai keadaan tersebut. Sebagai jawabannya Abu Bakar ra. menulis:

"Kamu orang-orang Islam tidak akan dapat dikalahkan karena jumlah yang kecil. Kamu pasti dapat dikalahkan walaupun mempunyai jumlah yang banyak melebihi jumlah musuh jikalau kamu terlibat didalam dosa-dosa".

Al-Baihaqy mentakhrijkan dari jalan Al-Waqidy, dari Abu-Hurairah ra., dia berkata, "Aku ikut dalam perang Mu'tah. Ketika jarak antara kami dan orang-orang musyrik semakin dekat, kami bisa melihat jumlah pasukan yang amat banyak, membawa persenjataan lengkap, tameng, mengenakan pakaian sutra dan perhiasan emas. Tsabit bin Arqam ra. berkata saat melihatku membelalakkan mata, "Wahai Abu Hurairah, sepertinya engkau sedang melihat pasukan yang besar." "Benar", jawabku. Dia berkata, "Engkau tidak bergabung bersama kami di Badr. Kami menang saat itu bukan karena jumlah kami yang banyak". (Al-Bidayah 4:244, Al-Ishabah 1:190)

Ahmad bin Marwan bin Maliky di dalam Al-Mujalasah, dari Abu Ishaq, dia berkata, "Tidak ada musuh yang bertahan lama jika berperang melawan para sahabat. Ketika Heraklius tiba di Anthokia setelah pasukan Romawi dikalahkan pasukan Muslimin, dia bertanya, "Beritahukan kepadaku tentang orang-orang yang menjadi lawan kalian dalam peperangan. Bukankah mereka manusia seperti kalian?" Mereka menjawab, "Ya". "Apakah kalian yang lebih banyak jumlahnya ataukah mereka?" "Kamilah yang lebih banyak jumlahnya dimanapun kami saling berhadapan". "Lalu mengapa kalian bisa dikalahkan?" Seseorang yang dianggap paling tua menjawab, "Karena mereka biasa shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, menepati janji, menyuruh kepada kebajikan, mencegah dari kemungkaran dan saling berbuat adil di antara sesamanya. Sementara kami suka minum arak, berzina, melakukan hal-hal yang haram, melanggar janji, suka marah, berbuat semena-mena, menyuruh kepada kebencian, melarang hal-hal yang diridhai Allah dan berbuat kerusakan di bumi". Heraklius berkata, "Engkau membuatku percaya". (Al-Bidayah 7:15, Ibnu Asakir 1:143)

Sebuah riwayat diambil dari Al Bidayah wan Nihayah nya Ibnu Katsir bahwa Umar ibn al Khatthab ra. Telah mengirim pasukan muslim di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqas yang dikirim untuk menaklukkan Parsi. Ia (Umar ra.) menulis sepucuk surat kepadanya, sebagai berikut:

"Saya memerintahkan engkau dan pasukanmu untuk takut kepada Allah pada setiap saat karena taqwa adalah senjata terbaik menghadapi musuh dan strategi terbaik dalam peperangan. Dan saya memerintahkannmu dan pasukanmu untuk takut melanggar perintah Allah SWT lebih dari ketakutanmu terhadap musuhmu. Jika sebuah pasukan lebih takutkan berbuat dosa dari pada musuh mereka, Allah SWT akan memberikan kemenangan, untuk orang Muslim kemenangan adalah hasil dari ketidak taatan orang-orang kafir kepada Allah SWT. Ingatlah bahwa tidak ada kekuatan kecuali bersama Allah walaupun mereka selalu lebih banyak dari kita dan memiliki persenjataan serta perlengkapan yang lebih baik. Jika kita sama seperti mereka dalam ketidak taatan kepada Allah SWT, mereka akan menaklukkan kita dengan senjata mereka yang lebih hebat dan jika tidak kita taklukkanlah mereka dengan adil, kita tidak dapat menaklukkan mereka dengan kekuatan.

Kalian harus belajar bahwa kalian memiliki beberapa Malaikat bersama dengan kalian yang melindungi kalian dan amal kalian. Jadi berhati-hatilah dan jangan melakukan suatu dosa ketika kalian sedang berjuang dijalan Allah SWT. Dan jangan jangan menganggap musuh kita lebih jelek dan mereka tidak dapat mendapat kemenangan dari kita walaupun mereka melakukan perbuatan dosa. Banyak bangsa yang telah jatuh ke tangan bangsa yang lain yang mereka kurang memiliki keyakinan sebagaimana Bangsa Magi yang mendapat kemenangan dari Bani Israil ketika mereka melakukan perbuatan dosa.

Kalian harus meminta kepada Allah SWT kemenangan terhadap diri kalian sendiri sebagaimana kamu meminta kemenangan terhadap musuhmu. Mintalah kepada Allah SWT untuk kami dan kamu sekalian".

Saudaraku apa yang menjadi sebab-sebab kemenangan dan kegagalan umat Islam sudah jelas, kalau kita mau mengkaji dan mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu maka akan banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik, tapi sayangnya umat Islam hari ini hanya pandai membaca kitab tanpa mau mengamalkan kitab tersebut, walaupun jutaan kisah tertulis rasanya hanya akan sama seperti dongeng-dongeng penghantar tidur, kalau sudah seperti ini, maka jangan heran akan terjadi lebih banyak lagi pembantaian terhadap umat Islam karena Allah swt seperti janjinya akan berlepas diri mana kala hambanya melakukan kemaksiatan, sekarang keputusan ada di tangan kita, kalau kita mau di Bantu Allah swt maka hentikan kemaksiatan sekarang juga, di mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita dan orang-orang terdekat, kalau setiap orang mempunyai kesadaran seperti itu dan mulai mau merubah jalan hidupnya menurut apa yang Allah dan Rasul-Nya inginkan maka pasti dan pasti janji Allah swt seperti yang tertulis pada surat An-Nur ayat 55 akan terlaksana. Tapi mana kala umat Islam tidak mau merubah dan masih merasa nyaman dengan kemaksiatan yang selama ini mereka lakukan, tinggal tunggu saja kehancurannya.