Oleh : M. Redha Helmi
HUMAS LDK Izzatul Islam

Sebelum wafatnya Rasulullah SAW, beliau mengatakan kepada para sahabatnya bahwa Islam akan mengalami lima fase kehidupan. Pertama,Qurun Nubuwwah atau masa kenabian yakni dimana pada masa itu Rasulullah SAW masih hidup dan berada diantara para sahabatnya, kejayaan dan hukum Islam Berjaya dan Islam mulai menguasai dunia. Kedua,khilafah’ala manhajinubuwwah atau masa khalifah dimana digambarkan pada masa ini Rasulullah SAW tak lagi berada disisi para sahabatnya dan perpecahan mulai terjadi pada diri umat, ini bisa kita lihat perselisihan yang terjadi pada masa khalifah umar, ustman dan Ali. Ketiga,mulkan adhon atau masa pemerintahan raja yang menggigit, digambarkan bahwa pada masa ini hukum Islam masih diberlakukan dan masih menggunakan system khilafah, namun kediktatoran sudah mulai merasuki pemerintahan Islam. Kemudian, keempat,mulkan jabariyyan atau masa penguasa yang zhalim, saat ini kita tengah berada pada masa penguasa yang zhalim, saat ini penindasan umat Islam terus terjadi dimana-mana, korupsi yang meraup uang rakyat membuat penderitaan umat ini tak kunjung beakhir ini adalah pertanda dari penguasa kita yang zhalim. Kelima,khilafah ‘ala manhajinnubuwwah atau kembalinya khilafah, masa ini adalah fase terakhir yang akan dilewati oleh umat ini. Masa ini lah yang saat ini sedang dinantikan oleh seluruh umat Islam, yakni masa kejayaan dengan kembalinya khilafah tegak dimuka bumi ini

Itu adalah gambaran masa yang dilewati oleh umat islam saat ini, intinya bisa kita lihat umat islam berada pada masa pertengahan dimana umat berada dalam kebimbangan menunggu kehancuran peradaban barat yang belum juga hancur dan menanti datangnya kejayaan Islam yang sampai saat ini pun belum datang, sampai saat ini belum ada yang tahu kapan peristiwa bersejarah itu akan terjadi. Berdirinya khilafah demi kejayaan islam telah menjadi agenda bagi seluruh pergerakan umat ini, meski latar belakang yang berbeda usaha mengembalikan masa kejayaan islam terus dilakukan oleh berbagai pergerakan islam

Dalam upaya menyongsong masa depan ini penulis melihat ada beberapa upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh umat ini, dan dalam hal ini umat Islam terbagi tiga golongan. Pertama, golongan salaf yaitu mereka yang berpegang teguh dengan ajaran Islam sebagaimana para pendahulu, dan mengikuti secara rinci Sunah Rasulullah SAW, akan tetapi sangat anti dengan apa yang datang dari luar Islam. Kedua, golongan wasathiyah (moderat) yang 'menengok' masa lampau hingga terpesona dengan peninggalan Islam, kemudian 'menatap' hari ini dan memimpikan masa depan yang cerah. Ketiga, golongan orang yang 'silau' dengan kemajuan peradaban Barat. Ketiga golongan tersebut sepakat bahwa masa depan hanya milik umat Islam, akan tetapi mereka hanya berbeda pendapat tentang bagaimana format Islam masa depan. Para ulama salaf meyakini bahwa masa depan hanya milik Islam sesuai dengan apa yang di kabarkan Alquran (QS 3:140), tidak perlu pemikiran panjang lagi. Selanjutnya, Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Ummatuna Baina Qornaini (Umat Kita di antara Dua Abad;Darus Syuruq, Kairo, 2000) punya rumusan menarik bagaimana masa depan akan menjadi milik umat Islam. Rumusan ini diistilahkan dengan siklus peradaban. Beliau berpendapat bahwa setiap peradaban akan mengalami siklus. Beliau membenarkan teori benturan peradaban Huntington, tapi akan dimenangkan umat Islam.

Tantangan umat

Kita semua yakin bahwa masa depan akan menjadi milik Islam namun dalam menyongsong masa depannya, umat Islam ini akan di hadapkan pada berbagai tantangan, internal maupun eksternal. Tantangan internalnya berupa perpecahan di tubuh umat Islam sendiri, yang senantiasa dimanfaatkan musuh untuk menghancurkan Islam. Perpecahan antar madzhab serta antar gerakan pembaharuan juga terjadi. Lantas kalau kemenangan datang, siapakah yang akan memimpin umat ini? Tantangan internal lainnya adalah diktatorisme di negara Islam yang tentu saja sangat menghambat langkah-langkah dan mempersempit ruang gerak-gerik umat Islam. Selain itu, kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan, di mana hampir setengah umat Islam hidup di bawah garis kemiskinan dan pendidikan yang memprihatinkan, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi umat ini.



Sedang tantangan eksternal berupa sistem demokrasi yang dipaksakan oleh Barat kepada dunia Islam. Sistem yang sangat bertentangan dan tidak pernah dikenal dalam Islam ini sungguh menghambat. Sebab, hukum dan kebijakan dalam Islam adalah keputusan langit (Allah SWT) bukan keputusan bumi (kemufakatan manusia). Isu terorisme yang dialamatkan Barat kepada Islam, menimbulkan ketakutan terhadap Islam muncul secara berlebihan. Tantangan eksternal lainnya adalah imperialisme dalam segala bidang yang terus memojokkan Islam. Sebagai contohnya, sebut saja propaganda mereka yang terkenal dengan new world order (tata dunia baru), Timur Tengah Baru, dan new map (peta Timur Tengah baru). Contoh lainnya adalah tangan-tangan Barat selalu mengendalikan keputusan dunia Islam seperti dalam masalah Palestina.



Menjawab tantangan

Masa depan Islam sangat di tentukan oleh kemampuan umat Islam untuk menjawab semua tantangan yang dihadapinya. Sebagai generasi umat yang telah melahirkan para pejuang yang tangguh yang didalam darah kita megalir darah pejuang Abu bakar, Umar, ustman, Ali, Khalid bin walid dan darah-darah pejuang Islam lainya, tentunya tantangan-tantangan yang ada harus kita selesaikan dengan menjawab semua tantangan itu. Dalam melakukan ini kita perlu merenungkan beberapa poin berikut. Pertama, umat harus kembali kepada Alquran dan Sunnah, kejayaan yang dibangun generasi terdahulu adalah kekuatan yang mereka dapat dari pengamalan al-qur’an, jadi tidak ada tawar menawar lagi jika ingin bangkit umat ini harus kembali pada Al-Qur’an dan sunnah. Kedua, dunia Islam harus mampu berperan sebagai pengendali kebijakan politik negaranya, dan berani menolak segala intervensi serta tekanan asing. Politik adalah pintu utama yang paling mudah bagi suatu negara untuk bisa melewati semua tantangan yang ada.



Ketiga, dari sekarang umat Islam harus mulai menanam agar bisa menuai di masa depan. Karena sebagaimana ditulis Ahmad Ar Riswani dalam makalahnya Masa Depan Islam dan Islam Masa Depan (Darul Fikr, Bairut, 2003) bahwa apa yang kita kerjakan sekarang adalah apa yang akan kita tuai di masa depan. Artinya kita harus membangun umat ini, dengan memberikan pendidikan yang sehat dan benar, sehingga terwujudlah generasi Muslim yang unggul dan berkualitas. Keempat, umat Islam harus berdialog dengan peradaban lain khususnya peradaban Barat, kemudian menjelaskan kepada mereka bagaimana ajaran Islam yang sebenarnya. M Sa'id Ramadhon Al Buthi dalam artikelnya Masa Depan Islam dan Tantangan Masa Kini (Darul Fikr, Bairut, 2003) menyarankan agar umat Islam meyakinkan Barat bahwa Islamlah yang mampu menjaga mereka dari kehancuran. Kelima, umat Islam wajib membebaskan bumi Palestina dari jajahan Zionis Israel dan bumi Irak-Afganistan jajahan Amerika. Pednderitaan dan penindasan yang dilakukan zeonis terhadap rakyat palestina sudah melampaui batas kemanusiaan, rakyat palestina harus bisa menghirup udara bebas ditanahnya sendiri.



Masa depan Islam bukanlah suatu tema yang dimunculkan untuk menampilkan wajah baik Islam di Barat, akan tetapi merupakan bagian dari perjalanan umat Islam sendiri dalam mengarungi sejarah hidupnya. Usaha untuk menggapai masa depan yang baik, tidaklah cukup hanya dengan ceramah-ceramah di masjid atau seminar-seminar di universitas, kejayaan ini tidak cukup hanya dengan menambah ilmu tanpa aplikasi nyata. Islam pada masa nya nanti akan Berjaya dan menguasai kembali dunia ini, kapanpun masa itu kita harus tetap optimis dan menyongsong kebangkitan itu. Wallahu a’lam bisswab